- 1Ilmu Yoga Swara
- 1.1Pernapasan yang Benar dan Dampaknya pada Rentang Hidup
- 2Lubang Hidung dan Planet
- 3Lubang hidung dan Bulan
- 3.1Pemeriksaan Lubang Hidung Dua Bulanan
- 3.2Metode Mengidentifikasi Lubang Hidung yang Dominan
- 3.1Cara Mengubah Lubang Hidung
- 3.2Pentingnya Sinkronisasi Nafas pada Lubang Hidung
- 4Kelainan Pada Siklus Hidung
- 4.1Lubang Hidung dan Aktivitas Khususnya
- 5Aktivitas Sushumna
- 6Swara Yoga dan Lima Elemen
- 7Durasi Elemen
- 7.1Hidup dalam Kesadaran
- 7.2Mengamati Elemen
- 8Sifat-sifat dari 5 Elemen
- 8.2.11. Elemen Bumi.
- 8.2.22. Elemen Air
- 8.2.33. Elemen Api
- 8.2.44. Elemen Udara
- 8.2.55. Eleme Akasha (Eter)
- 9Teknik untuk Mendeteksi Elemen
- 9.1Lokasi Nafas Di Lubang Hidung
- 9.2Bentuk Elemen
- 9.1Panjang Nafas
- 10Menyembuhkan Diri Sendiri
- 10.1.1Demam:
- 10.1.2Gangguan Pencernaan:
- 10.1.3Sembelit
- 10.1.4Stress
- 10.1.5Nyeri sendi
- 10.1.6Sakit leher
- 10.1.7Sakit punggung
- 10.1.8Sakit kepala
- 10.1.9Asma
- 10.1.10Mimpi basah
Nafas adalah bagian kegiatan fisik dari pikiran. Pikiran menggunakan inti serebral otak, belahan kembar, sebagai alatnya. Kedua belahan ini berkoordinasi dengan seluruh organisme melalui respon neuromotor. Semua aktivitas neuromotor, semua fungsi sensorik dan motorik tubuh, dilakukan dengan bantuan pernapasan. Jadi nafas adalah pikiran yang beraksi! Nafas memberikan kekuatan prana bagi organisme.
Gaya prana ini, yang bekerja sebagai elemen energi vital menciptakan gerakan, getaran dan pemberi kehidupan. Pikiran dan kesadaran adalah istilah abstrak, sedangkan nafas adalah realitas fisiologis. Studi tentang kesadaran dimulai dengan studi tentang ilmu pernapasan yang sebenarnya. Nafas menginduksi gerakan. Pernapasan itu sendiri merupakan aktivitas neuromotor.
Ilmu pengendalian prana ini dikenal sebagai pranayama, salah satu cabang dari Hatha Yoga. Istilah Yoga, yang secara harfiah berarti persatuan, mengacu pada disiplin, cara mengembangkan kemampuan pikiran yang lebih tinggi. Ada banyak jalan dalam Yoga, tetapi pada intinya mereka semua memiliki satu tujuan penyatuan diri dengan Tuhan. Pada level fisik, ini berarti penyatuan otak bawah dengan otak atas. Kemampuan berpikir abstrak manusia dan aspirasinya untuk cita-cita hidup yang lebih tinggi (duduk di korteks serebral) sering bertentangan dengan naluriahnya, sifat hewani (duduk di otak bawah). Melalui Yoga, manusia dapat belajar untuk menguasai otak bawahnya dan mengejar cita-cita yang lebih tinggi, untuk bertindak sesuai dengan hukum kebaikan universal. Sementara sifat kebinatangannya membuat manusia menjadi hedonis dan egois, pelatihan yoga membuatnya tidak mementingkan diri sendiri. Semua disiplin yoga dengan jelas menyatakan bahwa ada hubungan langsung antara prana dan pikiran dan dengan mengendalikan atau menguasai prana seseorang dapat menguasai pikiran.
Menurut Yoga Kundalini-upanishad, proses pernapasan menciptakan gambaran-gambaran dalam pikiran, dengan mengontrol proses pernafasan melalui pranayama, nafas menjadi tenang, gambaran tidak mengganggu pikiran, dan dialog internal terhenti.
Menurut Dr. David Shannahoff-Khalsa dari Salk Institute for Biological Study di San Diego, “Hidung adalah alat untuk mengubah aktivitas kortikal“. Menghentikan prana dengan modifikasi mental akan berhenti, dan seorang yogi akan mampu membangun dirinya dalam kebahagiaan (samadhi).
Prana tidak hanya mengacu pada aliran oksigen ke dalam organisme tetapi juga pada semua komponen kekuatan hidup. Prana adalah kekuatan hidup vital yang menopang semua organisme hidup. Energi prana tersedia dalam ion negatif, oksigen, ozon, dan radiasi matahari, tetapi bagi manusia, sumber utamanya adalah napas.
Swara Yoga adalah ilmu pernapasan hidung. Ini dengan tepat disebut “teknologi pikiran kuno.” Bukan bagian dari Hatha Yoga atau yoga lainnya, ilmu menyeimbangkan prana dengan Swara Yoga membahas hubungan antara napas hidung dan saraf halus tubuh, di satu sisi, dan siklus Bulan dan unsur-unsurnya, di sisi lain. Ini mempelajari siklus hidung, sifat dari napas yang mengalir dengan lubang hidung kanan dan kiri. Ajaran Swara Yoga memungkinkan kita untuk menyelaraskan nafas kita, hidup kita, dengan ritme universal Bulan. Penyelarasan ini menghilangkan usaha dan ketegangan dari aktivitas sehari-hari kita dan membawa keberuntungan.
Para pendiri Swara Yoga bekerja dengan prinsip bipolaritas: sisi kanan tubuh adalah maskulin (prinsip matahari) dan kiri adalah feminin (prinsip bulan). Dengan mempelajari lebih dalam tentang perilaku manusia, mereka dapat memastikan aktivitas mana yang paling cocok untuk dominasi hidung kanan, dan aktivitas mana yang paling cocok untuk hidung kiri. Dengan mengamati pengaruh langsung bulan pada nafas, mereka menemukan ilmu hidup yang benar-benar sakral.
Pada artikel ini menawarkan metode untuk menentukan dominasi lubang hidung kanan / kiri dan untuk menyelaraskan lubang hidung dominan dengan aktivitas spesifik kehidupan sehari-hari. Dengan mengubah aliran napas hidung, kimiawi tubuh secara bertahap berubah, dan keadaan emosional dan fisiologis yang tidak diinginkan perlahan menghilang. Swara Yoga dapat mengajari manusia cara hidup damai yang tepat, sebagai pengatur pikiran dan tubuh mereka sendiri; itu dapat memungkinkan mereka untuk menjadi alat Kesadaran sejati.