- 1Ilmu Yoga Swara
- 1.1Pernapasan yang Benar dan Dampaknya pada Rentang Hidup
- 2Lubang Hidung dan Planet
- 3Lubang hidung dan Bulan
- 3.1Pemeriksaan Lubang Hidung Dua Bulanan
- 3.2Metode Mengidentifikasi Lubang Hidung yang Dominan
- 3.1Cara Mengubah Lubang Hidung
- 3.2Pentingnya Sinkronisasi Nafas pada Lubang Hidung
- 4Kelainan Pada Siklus Hidung
- 4.1Lubang Hidung dan Aktivitas Khususnya
- 5Aktivitas Sushumna
- 6Swara Yoga dan Lima Elemen
- 7Durasi Elemen
- 7.1Hidup dalam Kesadaran
- 7.2Mengamati Elemen
- 8Sifat-sifat dari 5 Elemen
- 8.2.11. Elemen Bumi.
- 8.2.22. Elemen Air
- 8.2.33. Elemen Api
- 8.2.44. Elemen Udara
- 8.2.55. Eleme Akasha (Eter)
- 9Teknik untuk Mendeteksi Elemen
- 9.1Lokasi Nafas Di Lubang Hidung
- 9.2Bentuk Elemen
- 9.1Panjang Nafas
- 10Menyembuhkan Diri Sendiri
- 10.1.1Demam:
- 10.1.2Gangguan Pencernaan:
- 10.1.3Sembelit
- 10.1.4Stress
- 10.1.5Nyeri sendi
- 10.1.6Sakit leher
- 10.1.7Sakit punggung
- 10.1.8Sakit kepala
- 10.1.9Asma
- 10.1.10Mimpi basah
Seseorang harus selalu memeriksa lubang hidung sebelum:
- Membuat keputusan
- Bangun dari tempat tidur; meninggalkan rumah, kota, kota atau desa
- Memasuki ruangan, rumah, kantor, kendaraan atau negara manapun
Jika lubang hidung kiri berfungsi, semua gerakan tubuh bagian bawah harus dimulai dengan kaki kiri, begitu pula sebaliknya. Artinya, seseorang harus turun dari tempat tidur dengan meletakkan kaki kiri di lantai; seseorang harus meninggalkan suatu tempat dengan melangkah keluar dengan kaki kiri; seseorang harus memasuki tempat baru dengan melangkah masuk dengan kaki kiri terlebih dahulu, dan sebaliknya.
Sebelum memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan, seseorang harus mempertimbangkan sifat dari kegiatan tersebut dan apakah momennya tepat untuk bertindak. Swara Yoga dengan jelas menyatakan bahwa aktivitas tertentu paling baik dilakukan ketika lubang hidung tertentu beroperasi. Informasi ini dapat membantu dalam mengambil keputusan. Setiap orang dapat menandai lubang hidung mana yang bekerja saat pikiran atau ide tertentu muncul di benaknya.
Dominasi lubang hidung dapat mengungkapkan apakah gagasan atau pemikiran itu akan bermanfaat atau tidak, apakah akan matang atau tidak, dan apakah rencana yang dikembangkan dari gagasan akan berhasil. Jika hari itu adalah matahari (Minggu, Selasa, atau Sabtu), dimulai dengan lubang hidung kanan (matahari), dan ide, pemikiran, atau rencana muncul di benak saat lubang hidung kanan bekerja, seseorang harus mengejar masalahnya. Selain itu, jika aktivitas tersebut juga terkait dengan lubang hidung kanan, ide, pemikiran, atau rencana tersebut harus segera ditindaklanjuti.
Lubang Hidung dan Aktivitas Khususnya
Dengan pengamatan langsung, para yogi Swara menemukan hubungan antara nafas dan kinerja efisien dari aktivitas tertentu. Temuan mereka sesuai dengan pengamatan ahli neurobiologi kontemporer yang telah menemukan bahwa perubahan dominasi otak kadang-kadang terjadi sebelum perubahan dominasi lubang hidung. Baik ilmuwan kuno maupun modern menguatkan: sisi kanan tubuh terhubung dengan belahan kiri otak dan sebaliknya.
Nafas langsung mempengaruhi fungsi saraf otonom perifer. Pernapasan melalui lubang hidung kiri pasti lebih memengaruhi aktivitas kortikal di sisi kanan otak lebih dari kiri, dan sebaliknya. Dalam kata-kata Dr. Khalsa:
Dominasi lubang hidung kanan pada belahan otak kiri berhubungan dengan fase peningkatan aktivitas. Dominasi lubang hidung kiri pada belahan otak kanan mewakili fase istirahat.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, nafas terhubung dengan pikiran, yang menggunakan otak sebagai alatnya. Belahan kembar otak adalah alat pikiran, masing-masing dengan fungsi khusus dan sangat terspesialisasi (meskipun mereka berbagi beberapa aktivitas). Spesialisasi ini disebut lateralisasi aktivitas di belahan otak. Lokalisasi fungsi yang asimetris membuat belahan otak memiliki strategi kognitif tersendiri. Namun, otak-pikiran berfungsi secara holografik untuk mensintesiskan dan mengintegrasikan respons inderawi, pemikiran, dan intuisi (persepsi) yang lebih tinggi ke dalam kesadaran multidimensi.