Nandi atau Nandishwara adalah pemuja yang hebat dan juga seorang wali di tempat tinggal Shiva. Menurut mitologi Hindu, dewa ini digambarkan sebagai Banteng merah atau Sapi (lembu) putih. Seseorang dapat melihat patung Nandi dalam posisi duduk yang diabadikan di kuil Shiva memandang ke arah Shiva Lingga. Dalam agama Hindu, Dewa Nandi mewakili Dharma (Kebajikan) dan Kekuatan.
Kisah Dewa Nandi
Alkisah, hiduplah seorang bijak yang agung bernama Shilada, yang ingin memiliki anak abadi, tidak dilahirkan dari rahim dan setara dengan Dewa Shiva.
Untuk memenuhi keinginannya, ia melakukan penebusan dosa kepada Dewa Indra Senang dengan pertapaannya, Dewa Indra muncul di hadapan Shilada, ia kemudian meminta anugerah pada Indra.
Mendengar permintaanya, Indra berkata; “aku tidak bisa memberimu anugerah besar dan mengatakan bahwa hanya Yang Mahakuasa, hanya Shiva memiliki kekuatan untuk memenuhi keinginan seperti itu”. Indra kemudian menyarankan Shilada untuk melakukan penebusan dosa pada Dewa Shiva sedemikian rupa untuk mewujudkan keinginannya.
Shilada melakukan penebusan dosa pada Dewa Shiva selama lebih dari 1000 tahun, sampai dagingnya habis dimakan rayap dan hanya tinggal tengkoraknya saja. Senang melihat akan pertobatannya itu, Dewa Shiva bersama Dewi Parvati muncul di hadapan Shilada dan menyentuh kerangka tubuh Shilada mengubahnya kembali ke semula.
Ketika melihat Tuhan yang membawa Trisula ditemani oleh Dewi Parvati, Shilada segera membungkuk kepada mereka dan jatuh di kaki mereka sembari memuji atas kehadiran mereka dengan mengucapkan doa-doa pujian.
Dewa Shiva kemudian meminta dia untuk minta anugerah apa pun yang ia inginkan, Shilada meminta keinginannya untuk memiliki seorang putra Abadi yang tidak terlahir secara alami sebagai manusia (Ayonija; kelahiran non-rahim) dan menyerupai sama seperti Shiva. Dewa Shiva mengabulkan permintaannya dan memberi tahukan; “Anda akan memiliki anak yang merupakan inkarnasi-Ku” dan Shiva juga meminta dia untuk melakukan Soma Yajna.
Kelahiran Nandi
Shilada kembali ke pertapaan, dia juga menginformasikan tentang penebusan dosanya kepada orang bijak lainnya. Setelah beberapa saat, di hari yang baik, ia mulai melakukan Soma Yajna.
Dari api suci Yajna itu muncul cahaya terang yang begitu kuat seperti ribuan matahari, dari mana seorang bocah muncul dengan tiga mata, empat tangan, memegang senjata Trisula dan mengenakan mahkota yang menyerupai Shiva. Shilada dan orang bijak lainnya membungkuk hormat melihat bentuk inkarnasi Dewa Shiva. Shilada selanjutnya menamai bocah itu sebagai Nandi (seseorang yang membawa kebahagiaan dalam kehidupan).
Masa kecil
Shilada membesarkan anak itu dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Pada usia 5 tahun, Nandi menjadi fasih dengan Veda dan kitab suci. Kecemerlangan anak itu dikagumi oleh semua orang. Nandi mengalami masa kecilnya seperti setiap anak pada umumnya.
Suatu hari atas perintah Shiva, orang bijak Maithra dan Varuna datang menyamar mengunjungi pertapaan Shilada untuk menguji anak itu.
Senang dengan kunjungan mereka, Shilada melakukan semua hal untuk mereka. Sambil meninggalkan, orang bijak itu memberkati anak itu dan berkata “semoga anda dianugrahi pengetahuan yang luar biasa”.
Shilada senang tentang berkah itu, namun ia merasa ragu mengapa mereka tidak memberkati kehidupan pada anak itu, dan iapun bertanya kepada orang bijak tentang berkah itu, mereka menjawab bahwa ” anak anda tidak akan hidup lebih dari 1 tahun dan juga mengatakan bahwa anda mungkin telah salah mengerti manfaatnya dari Shiva. Hanya kecemerlangan dan pengetahuan anak itu yang abadi tetapi bukan hidupnya “.
Mendengarkan kata-kata itu, Shilada gemetar dan mulai menangis tentang kehidupan anaknya.
Nandi kemudiam mendatangi ayahnya, dan bertanya tentang kesedihannya itu.
Shilada menyampaikan tentang percakapannya dengan orang bijak itu dan mengatakan pada anaknya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari 1 tahun.
Nandi mengatakan kepada ayahnya untuk tidak khawatir dan mengingatkannya ayahnya bahwa dia adalah anugrah dari Dewa Shiva yang perkasa dan juga mengatakan bahwa dia akan melakukan penebusan dosa kepada Dewa Shiva yang agung.
Shilada menjawab, tidak mudah untuk melakukan penebusan dosa kepada Shiva, Tuhan yang tertinggi, karena perlu beberapa tahun untuk mendapatkan kehadiran-Nya.
Kemudian Nandi menjawab, ” tidak peduli berapa tahun melakukan penebusan dosa, tetapi berapa banyak berdedikasi “.
Mendengarkan kata-kata ini, Shilada mengagumi iman putranya pada Dewa Shiva dan memberkatinya untuk melakukan penebusan dosa.
Penebusan Dosa Nandi
Nandi mulai bermeditasi pada Shada-Shiva dengan tekad yang kuat, meditasi spiritual nya itu merupakan suatu yang luar biasa bagi seorang bocah lelaki yang berusia 7 tahun.
Shiva sangat senang dengan pengabdian Nandi, Shiva muncul di hadapannya bersama Parvati dan berkata, “O Nandi, Aku senang dengan penebusan dosamu, Aku di sini sekarang, katakan pada-Ku apa keinginan mu?”
Melihat Dewa Agung dan Dewi, Nandi jatuh bersujud di kaki mereka. Shiva mengangkat Nandi dengan tangannya dan memberkati anak itu dengan anugerah kekuatan besar, Dewi Parvati juga memberkati anak itu dengan sentuhan Ilahi.
Kemudian Dewa Shiva berkata; “Aku yang mengirim orang bijak itu untuk mengujimu, tidak perlu takut akan kematian, di mana pun kehadiranmu Aku akan berada sana. Kamu akan menjadi kepala semua Gana“
Setelah itu, Shiva mengambil karangan bunga teratai yang ada di kepalanya dan mengikatnya di leher Nandi. Segera Nandi berubah menjadi bentuk Ilahi dengan tiga mata dan sepuluh tangan dan tampak seperti Shiva.
Untuk membuat tempat penebusan dosa Nandi menjadi suci, Shiva mengambil air dari rambutnya yang kusut dan menuangkannya ke Nandi yang mulai mengalir sebagai sungai Jatodaka. Parwati juga memberkatinya dengan menuangkan susu yang mengalir sebagai sungai bernama Trisrota.
Karena kegembiraan dan kebahagiaan, Nandi berteriak seperti “Sapi” yang darinya sungai Vrishadwani muncul.
Shiva menempatkan mahkota emas pada Nandi, air yang ada di dalamnya mulai mengalir dan menjadi sungai Jambu. Shiva melihat semua awan hingga mulai turun hujan pada saat menyentuh mahkota emas hingga mengalir seperti sungai Swarnodaka. Shiva kemudian memanifestasikan dirinya di tengah-tengah lima sungai ini sebagai Japeshwara Lingam.
Penobatan Nandi
Shiva bertanya kepada Parvati tentang penobatan Nandi sebagai kepala semua Gana. Parvati kemudian menjawab bahwa itu sesuai untuk putra kita yang tercinta Nandi. Saat itupun para Gana tak terhitung jumlahnya muncul di hadapan Shiva dan Parvati, mereka membungkuk meminta perintah pemimpin mereka.
Shiva berkata; ” Nandiswara adalah putra-Ku dan dia akan menjadi kepala para Gana mulai sekarang dan seterusnya”.
Semua Gana merasa sangat senang mendengarkan kata-kata tuan mereka. Pengumuman ini juga membuat semua Dewa, Setan dan Manusia sangat senang. Upacara penobatan besarpun dilakukan.
Pada saat yang menguntungkan itu, Shiva memberikan beberapa anugerah kepada Nandi. Nandi berterima kasih kepada Shiva akan semua anugerah-Nya, Namun ia menolak untuk mengambil bentuk yang mirip dengan Shiva dan berkata; ” Ya Tuhan, Yang Mahatinggi, saya tidak dapat menganggap diri saya layak dengan Anda. tolong terima permintaan saya dan hilangkan wujud saya ini”
Shiva menerima permintaan itu dan memberikan anugerah lain yang memberi tahu bahwa Nandi dapat mengambil bentuk apa pun yang ia inginkan kapan saja.
Pernikahan Nandi
Pada kesempatan yang sama, Nandi menikah dengan Suyasa, putri Maruta. Upacara pernikahan dilakukan. Baik Shiva maupun Parwati bersama para dewa lainnya memberkati pasangan baru itu.
Murid-murid Nandishwara
Nandi tidak hanya dewa penting dalam agama Hindu, tetapi juga seorang kepala guru untuk 8 murid yang bertanggung jawab untuk menyebarkan kebijaksanaan ke delapan arah dunia.
Setelah mempelajari pengetahuan Ilahi, dan Tantra dari Shiva serta Dewi Parwati, Nandi mengajarkan pengetahuan itu kepada delapan muridnya yaitu Sanaka, Sanatana, Sanandana, Sanatkumara, Sivayaogi muni, Tirumular, Patanjali dan Vyagrapada.
Sengketa dengan Rahwana
Menurut beberapa Purana, Dewa Nandi mengutuk Rahvana.
Suatu hari Ravana melakukan perjalanan untuk mendaki Kailash tempat tinggal Shiva dan Parvati. Nandi atas perintah tuannya menjaga tempat itu untuk memastikan tidak ada yang diizinkan masuk.
Rahvana yang mencapai gunung Kailash dihentikan oleh Nandi dan menasihatinya untuk tidak masuk. Tapi dia tidak peduli dengan perintah Nandi dan mulai bertengkar. Kemudian membuat Nandi marah dan mengutuk Rahvana bahwa suatu hari kerajaanmu akan dibakar oleh monyet. Yang kemudian Hanuman (dewa monyet yang perkasa) membakar kerajaan Rahvana.
Nandi dan Halahala
Ketika para Dewa dan Asura mengaduk-aduk palasamudra (lautan susu) untuk mengeluarkan nektar ilahi. Racun mematikan (halahala) muncul.
Untuk melindungi diri dari racun ini, semua dewa dan asura mulai berdoa untuk Shiva, yang kemudian Ia meminum racun itu dan menyimpannya di tenggorokan-Nya serta membuat tenggorokan-Nya tampak biru. Oleh karena itu nama Nilakantha adalah sebutan untuk Shiva (yang memiliki tenggorokan biru).
Selama minum racun, ada sedikit yang tumpah. Nandi segera meminumnya. Hal ini membuat semua orang terkejut dan berpikir Nandi akan mati, Melihat mereka (Dewa dan Asura) Shiva mengatakan untuk tidak khawatir karena Nandi adalah inkarnasi-Nya sendiri, dia memiliki semua kekuatan-Nya dan dia percaya pada Shiva.
Ikonografi
Nandi digambarkan sebagai lembu atau banteng berwajah manusia dalam teks-teks Hindu.
Nandishwara dalam bentuk muka banteng adalah merah dan dalam bentuk lembu berwana putih, dalam coraknya dengan tiga mata dan empat lengan memegang otoritas batang emas (Hema Vetra), kijang, gada dan varada mudra atau bergantian sebagai bentuk tanpa Hema-vetra dan berpose Abhaya dan Varada mudra atau Anjali mudra. Terkadang juga dapat melihat dewa Nandi duduk dalam posisi yoga di kuil-kuil India selatan.
Kitab suci Hindu terutama Shivate menetapkan bahwa seseorang perlu berdoa atau meminta izin dari Dewa Nandishwara sebelum menyampaikan doa mereka kepada Dewa Shiva. Dia juga mengajarkan Darshan Shiva Linga dengan prosedur yang disebut Shrungadharshana (melihat dari celah di antara Tanduk Nandi).
Dikatakan bahwa Shivapuja tidak lengkap jika Dewa Nandi tidak disembah. Ada juga kebiasaan membisikkan keinginan seseorang di telinga Tuhan Nandishwara percaya bahwa itu akan mencapai Tuhan yang Agung dan menjadi kenyataan. Menawarkan Chickpeas, Payasam (puding beras), rumput Durva dapat menyenangkan Tuhan Shiva.
Shrungadarshan (Melihat lingga melalui tanduk Nandi)
Seseorang harus memiliki darshan dari Nandi dengan menyentuh kedua tanduknya, sebelum memiliki darshan dari Pindi (Simbol dari Dewa Shiva). Ini dikenal sebagai Shrungadarshan. Seseorang harus duduk atau berdiri di sisi kanan Nandi dan meletakkan tangan kiri di testis Nandi. Lalu, letakkan jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan di kedua tanduk Nandi.
Selanjutnya, melihat Shivalinga ( simbol suci Dewa Shiva, juga dikenal sebagai lingga) melalui bingkai yang diciptakan oleh jari, ibu jari dan tanduk. Ini adalah cara dalam melakukan Shrungadarshan.
Shrunga berarti berbagai drama Ilahi Shiva.
Nandi memimpin drama Shiva: Shivagan (Petugas dari Shiva) berpartisipasi dalam berbagai drama Shiva. Dewa ketua Shivagan adalah Nandi, yang memimpin drama Ilahi Shiva. Ichha Shakti Shiva mengasumsikan mewarisi bentuk Teja (Panas) melalui media Nandi dan melakukan tugas bagi alam semesta. Tanduk Nandi mewakili komponen yang memiliki kemampuan untuk memimpin berbagai permainan Dewa Shiva.
Shrungar Shiva adalah dalam bentuk teras di atas kepala Nandi dalam keadaan tidak aktif (Dikenal sebagai Shiva-mandap): Gelombang aktif yang terkait dengan ichha -shakti yang dipancarkan oleh tanduk Nandi diaktifkan ke arah atas dan menciptakan langit-langit, yaitu , seorang Shivamandap di kuil. Ini dikenal sebagai shrungar (Perhiasan) Shiva yang dikaitkan dengan Maya melalui medium gelombang Chaitanya.
Kata shrungar menunjukkan pertukaran komponen Teja dalam bentuk energi antara tujuan (gelombang Shiva) dan medium (Tubuh halus individu). Shrungar berarti doa individu penyembah membangkitkan gelombang Shiva yang telah mendapatkan momentum ke arah atas (tujuan) dan refleksinya muncul dalam bentuk bhava dalam tubuh halus individu, yang telah menjadi waspada karena sadhana (latihan Spiritual). Oleh karena itu, shrungar Shiva berbentuk teras di atas kepala Nandi dalam keadaan tidak aktif.
Sinar yang berasal dari Shiva-pindi terlalu kuat untuk ditoleransi oleh individu biasa. Karena emisi dari saguna-marak (materi perusak) gelombang Shiva-tattva dari tanduk Nandi, Rajas – Tamas, partikel individu di hancurlah dan sattvik nya meningkat. Kemudian, dapat menyerap gelombang kuat yang berasal dari Shiva-pindi. Jika Shiva-pindi dilihat secara langsung alih-alih melalui tanduk Nandi, individu tersebut dapat terkena gelombang cahaya pindi dan mungkin menghadapi masalah fisik seperti peningkatan mendadak panas tubuh, mati rasa di kepala, gemetar pada tubuh, dll.
Manfaat Shrunga Darshan
Dengan menyentuh tanduk Nandi, gelombang yang terkait dengan Pruthvi-tattva (Prinsip Bumi) dan Apah -tattva (Prinsip Air) ditransmisikan ke tubuh individu melalui tangan.
Nandi adalah simbol marak- shakti (energi perusak) Dewa Shiva. Gelombang saguna marak (penghancur) yang dipancarkan dari tanduk Nandi menyebabkan disintegrasi partikel Rajas-Tamas, membantu meningkatkan sattvikta individu. Ini membantu individu dalam mentoleransi gelombang energi yang dipancarkan dari Shivalinga. Kalau tidak, energi-energi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan dalam bentuk mati rasa di kepala, tremor dalam tubuh, dll.
Dengan menyentuh tanduk Nandi dengan ibu jari dan telunjuk, aliran Shakti (energi Ilahi) dari Shivapindi akan diaktifkan dalam proporsi yang lebih besar. Mudra (Postur tangan) yang dibuat menyentuh tanduk Nandi dengan ibu jari dan telunjuk melimpahkan manfaat spiritual tambahan untuk fakir. Seseorang harus menyadari fakta bahwa ketika udara dilepaskan melalui pipa, kecepatan dan intensitasnya lebih; sedangkan, udara dari kipas menyebar ke segala arah. Mudra bertindak seperti pipa. Aliran Shakti dari Shivapindi diaktifkan dalam proporsi yang lebih besar karena Mudra.
Aspek lainnya
- Nandi adalah kendaraan Shiva, dan karenanya tanduk Nandi memegang kriya- shakti (Energi aksi) Shiva yang tidak terwujud.
- Sementara melakukan Shrungadarshan, energi yang menekan pada tubuh individu hancur dan pikiran yang tidak tepat dihancurkan. Kecerdasannya juga dimurnikan.
- Getaran yang dipancarkan oleh Shivapindi begitu kuat sehingga individu biasa tidak bisa mentolerirnya. Dengan Shrungadarshan, ia dapat dengan mudah menyerapnya.
- Shrungadarshan membangunkan bhava individu dan ketika ia benar-benar memiliki Darshan Shivapindi, Atmashakti (Energi jiwa) terbangun (untuk beberapa saat) dan ia juga memasuki keadaan meditasi.
Mengapa seseorang tidak berdiri atau duduk di antara Lingga /Pindi dan Nandi?
Gelombang sattvik yang kuat yang berasal dari Shiva pertama kali tertarik pada Nandi dan kemudian Nandi memancarkannya ke lingkungan. Fitur utama Nandi adalah bahwa ia memancarkannya hanya sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, individu yang memiliki darshan pindi tidak mendapatkan gelombang langsung dari Shiva. Dengan demikian, ia tidak tertekan oleh gelombang kuat Shiva.
Yang penting untuk dicatat di sini, adalah bahwa meskipun gelombang yang berasal dari Shiva bersifat sattvik, karena tingkat spiritual individu biasa tidak cukup tinggi, ia tidak memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang sattvik. Dia mungkin merasa tertekan. Oleh karena itu, orang biasa tidak boleh berdiri atau duduk di antara Lingga dan Nandi ketika melakukan darshan, tetapi harus berdiri di samping garis halus yang menghubungkan Lingga dengan Nandi (berdiri di sisi atau disamping Nandi) sambil melakukan darshan.